Pages

Senin, 12 November 2018

JANTUNG KORONER

Jantung koroner adalah penyakit jantung yang disebabkan oleh penumpukan kolesterol, lemak, atau zat lainnya pada dinding pembuluh darah. Jantung merupakan organ vital pusat aliran darah pada tubuh. Seiring bertambahnya usia, keelastisan pembuluh darah semakin menurun, diiringi dengan radikal bebas dan plak lemak yang hinggap di dinding pembuluh darah. Penyakit jantung koroner secara medis disebut juga penyakit jantung iskemik. Penyakit ini termasuk salah satu penyebab kematian tertinggi di Indonesia. Sekitar 35 persen kematian penduduk Indonesia disebabkan oleh penyakit jantung. Menurut Federasi Jantung Dunia, angka kematian akibat penyakit jantung koroner di Asia Tenggara mencapai 1,8 juta kasus pada 2014.

Penyebab Jantung Koroner

Penyakit jantung koroner terjadi ketika arteri koronaria (arteri yang memasok darah ke otot jantung) menjadi mengeras dan menyempit. Hal ini disebabkan penumpukan kolesterol dan bahan lainnya, yang disebut plak, pada dinding pembuluh darah. Penumpukan ini disebut aterosklerosis. Plak akan semakin besar sehingga aliran darah ke otot jantung semakin sedikit dan semakin sulit. Akibatnya, otot jantung tidak bisa mendapatkan darah atau oksigen yang dibutuhkan. Ketika jaringan kurang asupan, maka hal itu akan direspons sel sebagai apa yang kita kenal dengan “nyeri dada khas” yang disebut dengan “angina”, atau jika arteri koronaria tersumbat total, maka pasien dapat jatuh ke dalam kondisi “serangan jantung”. Serangan jantung inilah yang merupakan kegawatan medis karena menyebabkan kerusakan jantung permanen atau bahkan kematian.
Penyakit Jantung Koroner pada mulanya disebabkan oleh penumpukan lemak pada dinding dalam pembuluh darah jantung (pembuluh koroner), dan hal ini lama kelamaan diikuti oleh berbagai proses seperti penimbunan jarinrangan ikat, perkapuran, pembekuan darah, dll.,yang kesemuanya akan mempersempit atau menyumbat pembuluh darah tersebut. Hal ini akan mengakibatkan otot jantung di daerah tersebut mengalami kekurangan aliran darah dan dapat menimbulkan berbagai akibat yang cukup serius, dari Angina Pectoris (nyeri dada) sampai Infark Jantung, yang dalam masyarakat di kenal dengan serangan jantung yang dapat menyebabkan kematian mendadak.
Beberapa faktor resiko terpenting Penyakit Jantung Koroner :
  • Kadar Kolesterol Total dan LDL tinggi
  • Kadar Kolesterol HDL rendah
  • Tekanan Darah Tinggi (Hipertensi)
  • Merokok
  • Diabetes Mellitus
  • Kegemukan
  • Riwayat keturunan penyakit jantung dalam keluarga
  • Kurang olah raga
  • Stress
Bila Anda menyandang salah satu atau beberapa faktor resiko tersebut diatas, Anda dianjurkan secara berkala memeriksakan kesehatan jantung Anda kepada seorang ahli. Adanya dua atau lebih faktor resiko akan berlipat kali menaikkan resiko total terhadap Penyakit Jantung Koroner.

Gejala Jantung Koroner

Jika plak belum mengganggu aliran darah, atau belum ada robekan plak, maka belum tentu ada gejala yang ditimbulkan. Namun, jika plak sudah cukup besar, maka gejala yang ditimbulkan adalah sebagai berikut:
  • Nyeri dada atau ketidaknyamanan pada dada, nyeri ini bisa menjalar ke leher, rahang, bahu, dan tangan sisi kiri, punggung, perut sisi kiri (sering dianggap maag). Nyeri ini ringan sampai dengan berat. Nyeri dada ini disebut dengan “angina” yang dapat bertahan selama beberapa menit. Jika plak belum menyumbat arteri koronaria secara total, maka angina akan mereda dengan sendirinya. Jika angina bertahan terus-menerus, maka segera bawa diri Anda ke dokter.
  • Keringat dingin, mual, muntah, atau mudah lelah.
  • Irama denyut jantung yang tidak stabil (aritmia) bahkan bisa menyebabkan henti jantung (sudden cardiac arrest) yang bila tidak ditangani dengan cepat dapat menyebabkan kematian.

CIRI-CIRI JANTUNG KORONER
  1. Cepat Lelah
Setiap orang jelas pernah mengalami rasa capek, khususnya bila melakukan terlalu banyak kegiatan dalam satu waktu. Alasan merasa lelah bisa berbeda-beda antara satu orang dengan yang lainnya, entah itu karena padatnya aktivitas, jarang berolahraga, atau bahkan kurang tidur atau istirahat. Salah satu ciri penyakit jantung koroner adalah penderita akan mudah merasa lelah sehingga mengharuskan penderita untuk rajin mengontrol kesehatannya.
Penting untuk diketahui bahwa para penderita jantung koroner tidak boleh melakukan kegiatan berat atau berlebihan. Sekalinya melakukan aktivitas yang berlebihan sedikit, maka akan merasa lelah yang bisa juga disertai dengan rasa sakit di bagian dada. Maka ketika Anda merasa capek dengan cepat, periksakan diri ke dokter untuk mengetahui kondisi jantung Anda.
(Baca juga: kopi bagi penderita jantung koroner)
  1. Nyeri di Dada
Seperti yang disebutkan pada ciri sebelumnya, rasa sakit yang ada di bagian dada akan dapat dirasakan oleh penderita penyakit jantung koroner apabila terlalu banyak beraktivitas. Rasa sakit yang muncul di dada memang dapat dialami oleh siapa saja, baik anak-anak maupun orang dewasa, tapi mereka yang rata-rata mengalami ini adalah yang mempunyai riwayat penyakit jantung. Karena penyakit jantung adalah suatu penyakit yang serius, Anda tidak boleh menyepelekannya karena penyembuhan bisa semakin sulit jika sudah pada tahap kronis.
Orang yang tidak mempunyai riwayat penyakit jantung koroner biasanya masih sangat mudah untuk menjaga kesehatan dan mencegahnya. Namun Anda yang memiliki riwayat kesehatan berhubungan dengan jantung atau pernah mengalami hal ini, agak sulit untuk merawat serta memulihkannya kembali. Jika nyeri dada disertai dengan ciri lainnya, Anda perlu mendapatkan diagnosis yang benar dari dokter dan sebelumnya penting juga untuk mengubah pola hidup agar tidak lagi kerap merasakan sakit di dada.
(Baca juga: penyebab dada sakit)
  1. Dilingkupi Rasa Cemas
Setiap orang pasti pernah merasa khawatir dan diliputi rasa cemas, namun jika penyebab cemas berlebihan seperti itu muncul secara tidak jelas atau Anda tidak tahu alasan mengapa Anda khawatir atau cemas, ini bisa menjadi tanda dari penyakit jantung koroner. Saat penyakit jantung kumat, maka biasanya rasa khawatir pun akan muncul. Pada umumnya, ciri satu ini juga akan disertai dengan adanya keringat yang keluar tanpa adanya alasan yang jelas.
Bila keringat biasanya keluar saat Anda kepanasan atau setelah melakukan hal berat, pada penderita jantung koroner, keringat muncul menyertai rasa khawatir pada perasaan Anda. Bila Anda mengalami kondisi seperti ini terlalu sering, Anda perlu mencurigainya dan kemudian memeriksakan ke dokter supaya kondisi penyakit jantung koroner bisa ditangani sedari awal.
 
  1. Berkeringat
Mudah berkeringat biasanya bisa menjadi tanda bahwa ada masalah jantung yang Anda derita. Hal ini mungkin terlihat ciri biasa, tapi kondisi ini tampak normal hanya ketika Anda berkeringat setelah melakukan kegiatan berat, berolahraga atau bahkan saat cuaca sedang panas-panasnya. Jika berkeringat lebih tanpa adanya alasan yang masuk akal dan jelas, terlebih keluarnya air keringat begitu banyak dan berlebihan, Anda perlu curiga dan menemui dokter.
Dengan tidak menanyakan dan memeriksakannya ke dokter, mengabaikannya hanya akan membuat kondisi berkeringat ini menjadi semakin serius. Berkeringat itu sendiri begitu mengganggu dan Anda pasti tidak akan nyaman berkeringat secara terus-menerus dengan mudah. Untuk mengetahui apakah Anda memang menderita jantung koroner atau hyperhidrosis, tentu menemui dokter adalah yang paling penting, khususnya jika Anda mengalami ciri-ciri penyakit jantung koroner lainnya.
(Baca juga: penyebab tubuh sering berkeringat)
  1. Sakit Punggung
Bila muncul rasa nyeri di bagian punggung, memang ini bisa jadi bukan serta-merta ciri dari penyakit jantung koroner karena sakit punggung juga bisa menandakan adanya penyakit osteoarthritis atau bahkan osteoporosis yang berhubungan dengan tulang. Hanya saja jika Anda merasakan sakit punggung terlalu sering dan bahkan Anda sendiri tidak tahu apa penyebabnya, sementara Anda memenuhi asupan kalsium dengan baik, hal ini perlu dipertanyakan. Sakit punggung dapat berarti Anda tengah menderita sakit jantung koroner, jadi daripada Anda sendiri pun penasaran dan khawatir, tanyakan ke dokter segera.
(Baca juga: leher terasa kaku dan pegal)
  1. Sakit di Bagian Ulu Hati
Penderita penyakit jantung koroner akan merasakan hal ini di mana rasanya di ulu hati terasa sakit yang juga disertai rasa kembung. Ciri-cirinya mungkin tampak mirip dengan kondisi orang Indonesia yang masuk angin. Namun, rasa sakit di bagian ulu hati ini tak hanya diiringi kembung, Anda juga kemungkinan bakal mengeluarkan banyak keringan serta denyut nadi yang melemah.
Pembuluh darah koroner yang ada pada arteri LAD atau Left Anterior Descendng akan mengarah ke depan dan juga menuju bawah jantung sehingga Anda akan merasakan tubuh tidak enak dan seperti tengah masuk angin. Jika semua ciri ini terjadi pada satu waktu, jangan ditunda lagi untuk pergi ke dokter karena keadaan tubuh dapat memburuk seketika dan bahkan kematian dapat menyerang.
(Baca juga: jenis-jenis penyakit jantung)
  1. Mual dan Muntah
Mual adalah sebuah rasa tak nyaman pada perut atau lambung yang terjadi tepat sebelum Anda muntah. Ciri dari penyakit jantung memang agaknya mirip dengan keadaan saat Anda masuk angin, termasuk kondisi mual dan muntah. Mual ini bisa juga dikarenakan rasa khawatir dan cemas yang ada Anda derita, tapi pada umumnya ciri ini akan terjadi ketika penyakit jantung koroner kumat.
Mual dan muntah bukanlah ciri-ciri yang mudah untuk ditebak karena ketika Anda keracunan, mengalami bulimia atau penyakit mental, beberapa penyakit kanker, tumor otak, flu perut, kebanyakan makan dan juga reaksi terhadap aroma tertentu, merasa mual yang diikuti dengan muntah adalah hal biasa. Jangan anggap enteng kondisi seperti ini lagi karena ketika mual dan muntah dikarenakan hal yang kurang wajar, beserta adanya rasa nyeri di dada atau ulu hati, memeriksakannya ke dokter akan membantu Anda menangani penyakit lebih dini.
(Baca juga: kepala sering terasa berat dan mual)
  1. Sakit Kepala
Tak hanya mudah merasa lemah dan lelah, sakit kepala juga menjadi ciri dari jantung koroner di mana penderita akan merasa adanya ketidakseimbangan saat berdiri atau melakukan kegiatan seperti biasa. Ada sensasi melayang yang Anda dapat alami juga ketika beraktivitas sehingga menimbulkan ketidaknyamanan. Sakit kepala juga bisa menjadi ciri saat Anda terkena flu atau masuk angin, bahkan saat terlalu lelah maupun kurang tidur Anda bisa merasa pusing.
Karena aliran darah yang tak lancar, sakit kepala adalah ciri yang wajar dan umum terjadi sebagai tanda Anda mengalami masalah pada jantung. Untuk memastikan bahwa sakit kepala ini bukan kondisi yang biasanya Anda alami, tentu berkonsultasi ke dokter dan menempuh metode diagnosis akan lebih disarankan kepada Anda.
(Baca juga: sering sakit kepala)
  1. Detak Jantung Lebih Cepat
Cepatnya detak jantung biasanya dikarenakan Anda melakukan kegiatan yang memacu adrenalin, entah itu berlari atau melakukan kegiatan yang berat. Bisa juga detak jantung menjadi cepat karena Anda dikejutkan oleh seseorang atau sesuatu. Detak jantung berubah cepat dapat dipicu pula oleh adanya rasa tegang atau cemas akan sesuatu hal.
Saat Anda tidak mengalami semuanya itu dan detak jantung bisa tiba-tiba berirama cepat, kemungkinan ini pertanda Anda mengalami jantung koroner. Normalnya, jantung berdetak sesuai dengan detak jarum jam yang stabil. Bila detak jantung berdetak secepat seperti sehabis melakukan olahraga, maka Anda perlu mempertanyakan hal tak wajar ini. Apabila benar ciri sakit jantung, segera dapatkan pertolongan medis untuk menanganinya supaya mengurangi risiko kematian akibat penyakit ini.
(Baca juga: detak jantung normal)
  1. Irama Detak Jantung Tak Beraturan
Selain dari detak jantung yang dapat begitu cepat, irama dari detak jantung juga bisa tidak beraturan. Irama detaknya terkadang bisa stabil lalu cepat kemudian stabil lagi. Atau, bisa juga terkadang detak berhenti sejenak yang kemudian lanjut menjadi stabil kembali dan berubah cepat. Hal ini tidak dianggap wajar atau normal kalau Anda terlalu sering mengalaminya tanpa ada alasan yang jelas. Saat detak jantung berirama tak beraturan, ini sebuah tanda bahwa jantung sedang bermasalah, maka memeriksakannya adalah solusi paling baik.
(Baca juga: cepat lelah dan jantung berdebar)
  1. Napas Pendek-pendek
Jantung yang bermasalah dan tidak bisa berfungsi secara optimal akan berimbas pada pernapasan para penderitanya di mana napas menjadi lebih pendek-pendek. Kondisi ini diketahui dapat terjadi bersama atau bahkan sebelum adanya ketidaknyamanan atau nyeri di dada. Napas yang pendek dapat menjadi lebih serius ketika Anda merasa lelah dan melakukan kegiatan yang berlebihan sedikit.
(Baca juga: penyebab dada sesak)
  1. Rasa Sakit di Leher dan Lengan Kiri
Rasa sakit rupanya tak hanya dirasakan pada bagian dada atau ulu hati saja. Sakit di bagian leher dan lengan kiri ini masih ada kaitannya dengan nyeri di dada sebab saat rasa sakit itu adalah efek dari nyeri di bagian dada. Awalnya di bagian dada, kemudian sakitnya akan terasa menjalar sampai ke lengan kiri maupun leher yang bahkan seperti Anda tengah tercekik. Ini bukan ciri penyakit ringan dan biasa, maka penting untuk mendapatkan pertolongan dokter sebelum kondisi makin parah dan semakin sulit untuk ditangani.
  1. Gangguan Tidur
Kualitas tidur akan secara otomatis menurun karena adanya masalah saat tidur. Gangguan tidur dapat terjadi pada para penderita penyakit jantung koroner disebabkan oleh rasa sakit kepala yang berlebihan akibat kelelahan. Untuk mengetahui kebenaran apakah gangguan tidur ini adalah kondisi biasa atau ciri-ciri penyakit jantung, pergi ke dokter akan menjawabnya dan keadaan dapat diatasi sedari awal.
  1. Serangan Jantung
Ciri serangan jantung ini lebih serius dan mengerikan daripada yang mungkin Anda bayangkan karena kondisi ini pun bisa terjadi secara tiba-tiba tanpa adanya gejala jantung koroner lain yang mengawalinya. Saar arteri koroner mengalami penyempitan, otomatis arteri akan tersumbat dan inilah yang memicu datangnya serangan jantung. Tepat sebelum serangan jantung, kemungkinan Anda akan berkeringat banyak dan mengalami sesak napas bahkan timbul rasa nyeri di lengan atau bahu secara tiba-tiba.
(Baca juga: gejala jantung bocor asd dan vsd)
Peningkat Risiko Jantung koroner
Ada beberapa faktor peningkat risiko penyakit jantung koroner pada manusia yang wajib untuk diketahui dan diwaspadai. Berikut ini beberapa faktornya :
  • Jenis Kelamin. Jantung koroner adalah penyakit yang rata-rata menyerang mereka yang berjenis kelamin laki-laki. Meski demikian, bukan berarti wanita tidak dapat mengidapnya karena untuk wanita yang setelah menopause-lah yang dapat meningkatkan risiko penyakit mematikan ini.
  • Usia. Semakin bertambah umur manusia, memang risiko terkena penyakit apapun menjadi meningkat, termasuk juga jantung koroner di mana arteri akan menyempit dan mengalami kerusakan.
  • Merokok. Para perokok aktif dengan frekuensi sering dan apalagi sudah lama akan mampu meningkatkan risiko terkena jantung koroner. Ada bahaya rokok bagi jantung manusia yang sangat mengerikan. Orang lain yang Anda jadikan perokok pasif dengan menghirup asap rokok Anda juga akan meningkatkan risiko penyakit jantung koroner secara tidak langsung.
  • Riwayat Kesehatan Keluarga. Faktor keturunan juga bisa jadi yang memengaruhi seseorang berisiko jantung koroner lebih tinggi, apalagi mereka yang memiliki kerabat dekat dengan masalah jantung di usia dini. Risiko Anda terkena penyakit jantung koroner adalah paling tinggi ketika ayah atau saudara kandung laki-laki Anda didiagnosis penyakit ini sebelum mencapai usia 55 tahun, atau jika ibu atau saudara kandung perempuan Anda mengidapnya sebelum usia 65 tahun.
  • Menderita Diabetes. Para penderita diabetes rupanya memiliki peluang lebih besar untuk menderita jantung koroner, terutama para penderita diabetes tipe 2. Ini dikarenakan kedua penyakit memiliki faktor penyebab yang sama, seperti tekanan darah tinggi dan juga obesitas (berat badan berlebih).
  • Kadar Kolesterol Tinggi. Jika kadar kolesterol dalam darah Anda begitu tinggi, maka terbentuklah plak serta aterosklerosis di dalam pembuluh darah yang akhirnya membuatnya menyempit. Akibatnya aliran darah tidak akan lancar dan terhambat kadar LDL atau kolesterol jahat meningkat dan menyebabkan kolesterol tinggi. Kolesterol baik atau HDL yang rendah bisa menandakan adanya aterosklerosis.
  • Tekanan Darah Tinggi. Kebanyakan orang memiliki pola hidup dan pola makan yang kurang baik dan inilah yang menjadi pemicu dari adanya kondisi tekanan darah tinggi. Arteri dapat menebal dan mengeras apabila tekanan darah tinggi sampai tidak terkontrol. Keadaan ini akan membawa pembuluh darah menyempit sehingga sirkulasi darah tak mampu menyebar dengan baik di dalam tubuh.
  • Stres Berat. Stres yang berlebihan dan tidak mendapatkan penanganan yang tepat mampu merusak arteri serta memperburuk segala faktor peningkat risiko jantung koroner lainnya.
  • Jarang Berolahraga. Tak pernah sama sekali atau jarang berolahraga dapat dikaitkan dengan risiko terkena jantung koroner dan juga penyakit serius lainnya yang mematikan.
  • Obesitas atau Berat Badan Berlebih. Berat tubuh yang melebihi ideal dan bahkan jauh dari berat normal akan memperburuk segala faktor risiko ini; bukan hanya penyakit jantung, darah tinggi dan diabetes juga dapat menyerang para penderita obesitas.

Diagnosa Jantung Koroner

Pemeriksaan fisik, riwayat medis dan sejumlah tes dapat membantu mendiagnosis jantung koroner, termasuk:
  • Elektrokardiogram (ECG): Ini merekam aktivitas listrik dan irama jantung.
  • Holter monitor: Ini adalah alat portabel yang dipakai pasien di bawah pakaian mereka selama 2 hari atau lebih. Ini mencatat semua aktivitas listrik jantung, termasuk detak jantung.
  • Echocardiogram: Ini adalah scan ultrasound yang memeriksa jantung yang memompa. Ini menggunakan gelombang suara untuk memberikan gambar video.
  • Tes stres: Ini mungkin melibatkan penggunaan treadmill atau obat yang menekankan hati.
  • Kateterisasi koroner: Pewarna disuntikkan ke arteri jantung melalui kateter yang berulir melalui arteri, sering di kaki atau lengan, ke arteri di jantung. X-ray kemudian mendeteksi titik-titik sempit atau penyumbatan yang diungkapkan oleh pewarna.
  • CT scan: Ini membantu dokter untuk memvisualisasikan arteri, mendeteksi kalsium apa pun di dalam endapan lemak yang menyempit arteri koroner, dan untuk mengkarakterisasi kelainan jantung lainnya.
  • Ventrikulografi Nuklir: Ini menggunakan pelacak, atau bahan radioaktif, untuk menunjukkan ruang jantung. Materi disuntikkan ke pembuluh darah. Itu menempel pada sel darah merah dan melewati jantung. Kamera atau pemindai khusus melacak pergerakan material.
  • Tes darah: Tes ini dapat mengukur kadar kolesterol darah, terutama pada orang yang berusia di atas 40 tahun, memiliki riwayat keluarga dengan jantung atau kondisi terkait kolesterol, kelebihan berat badan, dan memiliki tekanan darah tinggi atau kondisi lain, seperti kelenjar tiroid yang kurang aktif atau kondisi apa pun yang dapat meningkatkan kadar kolesterol dalam darah.

Mengobati Jantung Koroner

Aritmia maupun serangan jantung adalah karena kegawatan, maka kasus ini ditangani di unit gawat darurat (UGD). Sebagai perawatan awal, pasien akan diberikan oksigen, aspilet sebagai pengencer darah, morfin sebagai antinyeri, karena sumbatan yang menyebabkan angina itu sangat nyeri), nitrogliserin sublingual diletakkan di bawah lidah untuk meredakan gejala. Terapi definitif yang langsung menuju akar masalah, bisa dengan 2 cara: operatif dengan cara memasang ring, atau dengan obat r-TPA (Tissue plasminogen activator), yaitu suatu protein untuk menghancurkan bekuan darah yang menempel pada dinding pembuluh darah dan hanya diberikan sekali seumur hidup.
Pada pasien yang mengalami penyakit jantung koroner, setelah penanganan di UGD telah memberikan kestabilan pada pasien, obat yang wajib dikonsumsi sebagai obat rawat jalan adalah obat nitrogliserin sublingual dan obat aspilet.

Pencegahan Jantung Koroner

Ada banyak hal yang dapat Anda lakukan untuk mengurangi kemungkinan Anda mendapatkan penyakit jantung. Anda harus melakukan beberapa hal berikut:
  • Mengetahui tekanan darah secara rutin dan jaga agar tekanan darah dalam angka yang normal (<130/90 mmHg)
  • Olahraga teratur
  • Jangan merokok
  • Kontrol kadar gula darah
  • Kontrol kadar kolestrol dan trigliserid
  • Mengonsumsi banyak buah dan sayuran
  • Menjaga berat badan yang sehat
  • Hindari stres berlebih
Makanan sehat untuk jantung
Dokter mungkin merekomendasikan makan sehat untuk jantung, yang harus mencakup:
  • Minum produk susu bebas lemak atau rendah lemak
  • Makan ikan tinggi asam lemak omega-3, seperti salmon atau tuna, sekitar dua kali seminggu
  • Buah-buahan, seperti apel, pisang, jeruk, pir, dan plum
  • Kacang-kacangan, seperti kacang merah, lentil, buncis, kacang polong, dan kacang lima
  • Sayuran, seperti brokoli, kubis, dan wortel
  • Biji-bijian, seperti oatmeal, beras merah, dan jagung tortilla
Makanan yang wajib dihindari:
  • Daging merah
  • Makanan yang digoreng baik minyak nabati maupun hewani
  • Makanan dan minuman bergula

SUMBER : https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=4747748391610411600#editor/target=post;postID=6101668278821133014
http://medistra.com/index.php?option=com_content&view=article&id=76
https://halosehat.com/penyakit/penyakit-jantung/ciri-ciri-jantung-koroner

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

Blogger news

Blogroll

About

Pink Wing Pointer